Beranda | Artikel
Kitab Tauhid (5)
Sabtu, 7 Januari 2012

Oleh: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah

Dakwah Kepada Syahadat Laa ilaaha illallaah

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Katakanlah: Inilah jalanku, aku mengajak [kalian] kepada Allah di atas bashirah/ilmu.” (QS. Yusuf: 108)

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak mengutus Mu’adz ke Yaman bersabda kepadanya, “Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum Ahlil Kitab, hendaklah yang pertama kali kamu dakwahkan kepada mereka adalah syahadat laa ilaaha illallaah.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Supaya mereka mentauhidkan Allah.” “Kemudian, apabila mereka mematuhimu untuk itu maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka sholat lima waktu dalam sehari semalam. Lalu apabila mereka telah mematuhimu untuk itu, sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka sedekah/zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan untuk orang-orang miskin di antara mereka. Lalu apabila mereka mematuhimu untuk itu, maka jauhilah harta-harta terbaik mereka dan berhati-hatilah dari doanya orang yang terzalimi; karena sesungguhnya tidak ada penghalang antara dia dengan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada peperangan Khaibar, “Sungguh besok akan aku berikan bendera ini kepada seorang lelaki yang mencintai Allah dan rasul-Nya dan dia dicintai Allah dan rasul-Nya. Melalui kedua tangannyalah Allah akan berikan kemenangan.” Maka orang-orang pun memperbincangkan hal itu semalaman. Siapakah kira-kira yang akan mendapatkan bendera itu. Di pagi harinya mereka bergegas menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka semua ingin mendapatkan bendera itu. Beliau pun bersabda, “Dimana Ali bin Abi Thalib?”. Ada yang menjawab, “Kedua matanya sedang sakit.” Maka mereka pun mengutus orang untuk menjemputnya. Ketika dia sudah datang maka Nabi pun meludahi kedua matanya dan mendoakan kesembuhan baginya. Setelah itu dia pun sembuh, seolah-olah sebelumnya dia tidak menderita sakit sama sekali. Kemudian Nabi memberikan bendera itu kepadanya. Beliau berpesan, “Berangkatlah dengan tenang sampai kamu tiba di medan perang mereka. Kemudian ajaklah mereka untuk memeluk Islam. Sampaikan kepada mereka kewajiban yang harus mereka tunaikan kepada Allah ta’ala di dalam Islam. Demi Allah, apabila Allah memberikan petunjuk kepada seorang saja dengan perantara dirimu maka itu jauh lebih baik daripada onta-onta merah.” Mereka ‘memperbincangkan’, maksudnya ‘mendiskusikan’ hal itu.

Pelajaran dari bab ini:

  1. Dakwah -mengajak orang- kepada [agama] Allah merupakan jalan pengikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
  2. Peringatan untuk senantiasa memperhatikan keikhlasan; karena banyak orang yang berdakwah kepada kebenaran, akan tetapi sebenarnya dia mengajak demi kepentingan dirinya sendiri
  3. Bashirah/ilmu -dalam dakwah- merupakan sesuatu yang wajib dimiliki
  4. Salah satu pertanda keindahan tauhid tatkala tauhid itu menjaga kesucian Allah ta’ala dari segala bentuk celaan
  5. Salah satu bukti keburukan syirik adalah karena ia merupakan bentuk celaan kepada Allah
  6. Salah satu pelajaran terpenting, bahwa harus menjauhkan orang muslim dari golongan orang-orang musyrik; agar dia tidak ikut menjadi bagian dari mereka, meskipun dia tidak sampai berbuat kesyirikan
  7. Tauhid merupakan kewajiban yang paling pertama
  8. Tauhid lebih didahulukan dari segalanya, termasuk sholat sekalipun
  9. Makna ‘supaya mereka mentauhidkan Allah’ sama dengan makna syahadat laa ilaaha illallaah
  10. Bisa jadi seorang termasuk kalangan orang yang memiliki suatu kitab suci akan tetapi dia sendiri tidak memahami kitabnya, atau dia mengetahui ajarannya akan tetapi tidak mengamalkannya
  11. Perlu diperhatikan bahwa hendaknya bertahap dalam melakukan pengajaran
  12. Memulai sesuatu dengan yang terpenting sebelum yang lain
  13. Sasaran pembagian zakat
  14. Seorang yang berilmu menyingkap kerancuan (syubhat) yang ada pada pelajar
  15. Larangan memungut zakat dari jenis harta yang terbaik
  16. Hendaknya menjauhi doanya orang yang terzalimi
  17. Berita bahwa doa orang yang terzalimi itu tidak terhalang
  18. Salah satu pertanda -beratnya perjuangan- tauhid adalah kesusahan, kelaparan, dan musibah yang menimpa pemimpin para rasul dan wali-wali Allah
  19. Sabda beliau ‘Aku akan memberikan bendera ini’ dst merupakan salah satu tanda kenabian
  20. Beliau meludahi kedua mata Ali, ini juga termasuk tanda/mukjizat kenabian
  21. Keutamaan Ali radhiyallahu’anhu
  22. Keutamaan para sahabat yang mendiskusikan hal itu semalaman sampai-sampai mereka hampir tidak peduli dengan berita kemenangan perang
  23. Iman kepada takdir, karena bendera itu diperoleh orang yang tidak berupaya mendapatkannya sedangkan orang yang berupaya justru tidak mendapatkannya
  24. Hendaknya menjaga adab, sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘berangkatlah dengan tenang’
  25. Dakwah kepada Islam didahulukan sebelum perang
  26. Hal itu [dakwah] disyariatkan bagi kaum yang telah didakwahi sebelumnya dan diperangi
  27. Berdakwah dengan hikmah, berdasarkan sabda beliau, “Sampaikan kepada mereka kewajiban yang harus mereka tunaikan.”
  28. Mengetahui hak Allah yang harus ditunaikan di dalam Islam
  29. Pahala -yang besar- bagi orang yang menjadi perantara orang lain -walaupun hanya satu- sehingga mendapatkan hidayah
  30. Bolehnya bersumpah tatkala berfatwa (bukan karena diminta bersumpah)


Artikel asli: http://abumushlih.com/kitab-tauhid-5.html/